Wanita dan Peradaban Dunia Oleh: LS


Wanita adalah makhluk Allah yang diberi banyak keistimewaan. Dengan sensitifitas dan kelembutannya, wanita tampak indah, anggun menarik hati. Dalam kesehariannya wanita memang dinilai lemah, namun pada kenyataannya wanita memiliki kehebatan luar biasa. Wanitalah penentu kemajuan peradaban suatu bangsa. Dalam tataran HAM, wanita masuk pada kategori kelompok rentan pelanggaran HAM. Hal tersebut ditunjukkan oleh kenyataan bahwa wanita sering terdiskriminasi kepentingannya, selain itu wanita sering juga menjadi objek pelecehan seksual. Bila diadakan pertanyaan sebab musabab mengenai hal itu, maka solusi utamanya adalah Islam dengan fiqhnya.
            Islam mengangkat martabat wanita dan menyatakan secara jelas kesederatan antara laki-laki dan perempuan. Keistimewaan wanita tampak mendapat sorotan khusus. Seperti ungkapan yang sudah biasa kita dengar “Surga di telapak kaki Ibu”, kemudian dalam Islam dinyatakan bahwa seorang wanita shalehah lebih baik dari 70 lelaki shaleh (ada yang mengatakan 1000), namun demikian sebaliknya wanita jahat lebih buruk dari 70 lelaki jahat.
            Pemaparan di atas tentunya memiliki alasan yang kuat. Dapat dipahami bahwa wanita memiliki kedudukan sangat strategis dalam menentukan arah dan tujuan kehidupan ini. Wanita penentu peradaban bangsa dan menguasai sektor-sektor vital di dunia. Bila wanita tidak cerdas dan bijak maka rubuhlah peradaban suatu bangsa.
            Wanita merupakan kontributor aktif dalam sektor pendidikan. Keluarga sebagai lembaga pendidikan informal tentunya sebahagian besar ditangani langsung oleh ibu. Mengutip ungkapan penyair sungai Nil, Hafizh Ibrahimi “Ibu adalah madrasah, lembaga pendidikan, jika anda mempersiapkannya dengan baik maka anda telah mempersiapkan bangsa yang baik pada pangkalnya.” Untuk itu alangkah benarlah dalam Islam jika wanita ada di rumah, mempersiapkan diri untuk jadi ibu cerdas yang akan selalu siap memberi pendidikan pada anak-anaknya dengan penuh kasih sayang.
            Dalam sektor politik, wanita memegang kendali utama. Contoh nyatanya, Indonesia ini adalah sebuah negara yang demokratis, jadi sebagai implementasinya Indonesia mengadakan pemilu. Jumlah wanita yang selalu lebih besar dibanding pria akan berdampak pada hasil pilihan. Jika wanita Indonesia cerdas, insyaallah Indonesia akan baik, karena calon yang terpilih tentu calon yang cerdas juga. Namun sebaliknya, suara yang sebagian besar dipegang wanita kemudian wanita tersebut tidak cerdas, kita hanya akan menantikan kehancuran bangsa ini perlahan-lahan.
            Di sektor ekonomi, wanita diposisikan utama. Karena sebagai ibu rumah tangga dan pengendali perekonomian skala mikro, wanitalah penentu arah dan hasil yang ia belanjakan. Jika ia tepat sasaran dan tahu menghemat, perekonomian keluarga akan stabil, berdampak pada lingkungan, daerah, bahkan bangsa dan dunia. Dan sebaliknya, jika tidak hemat dan suka berfoya-foya, maka keterpurukan perekonomian yang akan kita saksikan, ditunjukkan oleh ketidaksesuaian anatara income dan outcome.
            Dari penjelasan di atas, disimpulkan bahwa wanita menduduki posisi strategis sebagai kontributor aktif yang menentukan peradaban suatu bangsa dan penentu arah sektor-sektor vital dunia. Wanita haruslah cerdas dengan berpedoman pada Al ‘Quran dan Sunnah, maka wanita akan senantiasa terjaga iman dan akhlaknya, sehingga peradaban bangsa mampu menjaga eksistensinya. Semoga.
            Jazaakumullah khairan katsiran.

*Juara 2 Lomba Karya Ilmiah di UIN-SU

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Potret Kehidupan Zaman Jahiliyah